top of page

Perasaan / emosi


ree

Apakah perasaan itu ? dan apa pula emosi itu ? Pada dasarnya emosi dan perasaan itu hampir sama. Hanya bedanya di penyebutan saja. Namum kebanyakan orang mengartikan emosi itu sebagai sesuatu yang negatif.

Setiap perasaan yang dialami oleh kita semua, sebenarnya adalah baik, karena perasaan ini bertujuan untuk memberi kita informasi atau arah yang dapat membantu kita mencapai hidup yang bahagia. Ya semua perasaan, apa pun perasaan itu adalah baik dan bermanfaat bagi diri kita. Perasaan yang “ tidak baik “ adalah perasaan yang salah dimengerti karena kita belum mengerti makna atau pesan yang ingin disampaikannya. Ada 3 macam emosi yaitu “ positif “ , “ negatif “ dan “ netral”. Semua ini adalah hasil dari pikiran kita. Jadi kita harus bagaimana ?

Saat kita belajar dan mengizinkan perasaan atau emosi kita berbicara pada diri kita, maka perasaan atau emosi ini akan mengajarkan kita cara untuk mengurangi tingkat ketegangan dan kecemasan dalam hidup kita. Dengan memahami makna yang ingin disampaikan perasaan atau emosi kita, maka kita dapat mengarahkan hidup kita ke arah yang lebih baik dan positif.

Salah satu hal yang secara tidak langsung kita pelajari dari lingkungan adalah bahwa sesuatu yang tidak baik, atau tidak sehat itu adalah hal yang buruk. Sehingga perasaan kita akan selalu menghindari atau menyembunyikannya. Sebagai contoh kadang kita sering mendengarkan bahwa “ anak laki-laki harus kuat. Tidak boleh nangis dan sedih. Kalau nangis bukan laki-laki namanya. Yang boleh nangis cuman perempuan saja.

Lalu darimana kah asal perasaan atau emosi itu ? Perasaan atau emosi berasal dari pikiran bawah sadar. Kita ketahui bahwa pikiran manusia itu terdiri dari pikiran sadar ( conscious mind ), bawah sadar ( subconscious mind ) dan nir-sadar (unconscious mind ).

Bagaimana pikiran bawah sadar bisa memunculkan emosi ? Setiap kejadian yang kita alami tidak memiliki makna atau netral. Kejadian apapun itu semuanya bersifat netral. Kejadian adalah stimulus yang berasal dari luar diri kita, yang kita terima melalui panca indra, masuk ke pikiran sadar dan kemudian kita beri makna.

Nah, makna yang kita berikan atas kejadiaan itu kita terima sehingga mengakibatkan munculnya emosi. Emosi yang muncul ini didasarkan pada berbagai referensi dari pengalaman masa lalu, yang tersimpan rapi di filling cabinet atau lemari arsip memori kita.

Misalnya saya berkata kepada anda “ Hey, bego “ Emosi apa yang muncul ? Ini semua tergantung pada makna yang anda berikan pada stimulus ini. Bila anda memberi makna “ Ah.. kamu cuman bercanda aja kan ?” Maka anda tidak akan marah. Anda mungkin akan tertawa. Namun bila anda memberikan makna “ Sialan, loe lar yang bego , masak saya dikatakan bego, yang bego itu siapa ? Ini penghinaan saya tidak bisa terima”. Maka anda pasti marah karena merasa tersinggung.

Jadi emosi muncul sebagai akibat dari makna atau persepsi yang kita hubungkan dengan pengalaman itu. Emosi adalah suatu motivasi murni yang merupakan psikologi bagi kita untuk melakukan suatu tindakan. Jadi saat kita menekan perasaan kita, kita menekan motivasi positif yang ada dalam diri kita.

Perasaan “tidak enak” itu adalah satu indikator bahwa ada kebutuhan yang belum dipenuhi. Oleh sebab itu kita harus bertindak untuk memenuhi kebutuhan itu yang diwakili melalui perasaan.

Jadi bagaimana kita mengenal emosi atau perasaan kita ? Sebelum saya memberitahukan caranya, saya ingin bertanya kepada anda. Pernahkah anda bertemu dengan temen anda dan pada saat itu memiliki perasaan tidak enak. Dan ketika ditanya apa yang terjadi dengan kamu maka dia akan menjawab “ Aku lagi stress “ atau anda sendiri pernah alami itu ? he..he.. saat anda merasa tidak enak perasaan itu anda sebut dengan “ stress “ apakah nama yang diberikan terhadap perasaan “ tidak enak “ ini telah benar ?

Langkah awal untuk bisa mengerti bagaimana kita memanfaatkan emosi untuk keuntungan kita adalah dengan mampu memberikan nama yang tepat untuk setiap emosi yang kita alami. Jangan terlalu mudah memberikan nama “ stress “ pada setiap emosi yang kita alami. Pertanyaan saya kepada anda sekarang adalah “ Ada berapa banyak kosa kata mengenai emosi atau perasaan yang anda kuasai ?

Ada banyak kosa kata mengenai perasaan. Misalnya sedih, kecewa, marah, senang, bahagia, frustasi, gembira, gelisah, depresi, bahagia, terluka, iri /dengki, kesepian, takut, jengkel, khawatir, cemas, rasa bersalah, tersinggung, dendam, rasa tidak mampu, benci, perasan tidak nyaman, cinta.

“ Don’t try to be great at all things. Pick a few things to be good at and be the best you can. “ – Liz Ashe

Perasaan negatif yang sering terdengar adalah stress. Stress merupakan kosa kata yang sangat populer di kalangan masyarakat dan paling sering digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi emosi atau perasaan yang “ tidak baik “. Saat seseorang punya emosi “ negatif “ atau “ tidak enak “ mereka akan berkata “ saya lagi stress “ Apakah benar mereka sedang mengalami emosi yang dinamakan “ stress “?

Sering kita dengar ketika teman kita berkeluh kesah tentang stress dan kemudian ketika kita gali informasi dari diri dia mereka akan berkata “ Saya ga jadi cuti , bos ga kasih karena ada meeting untuk projek baru. Padahal liburan telah direncanakan sehingga tiket pesawat mesti hangus “, Bahkan ada temen yang stress ketika ditanya “ Saya ga jadi nonton konser karena harus dinas “.

Di sini kita bisa lihat bahwa apa yang dialami mereka sebenarnya bukan stress. Lalu anda pasti akan bertanya “ Lah bagaimana bukan stress ? “ Ya, itu bukan stress. Coba kita simak kasus pertama orang itu membatalkan liburannya karena tidak mendapat izin cuti, nah ketika tidak mendapatkan persetujuan itu akan terjadi perasaan marah, dan kecewa. Begitu juga dengan batal nya untuk melihat pertunjukan konser.

Lalu apa itu stress sebenarnya ? Stress itu adalah emosi positif yang berarti kita kelebihan beban dari kapasitas kita yang seharusnya, karena kita merasa harus mengerjakan sangat banyak hal sedangkan waktu yang tersedia tidak cukup. Stress juga bisa diartikan kita merasa takut akan sesuatu hal buruk terjadi pada diri kita bila kita tidak dapat mengerjakan tugas kita dengan sebaik-baiknya.

Nah bila anda merasa stress, apa yang harus anda lalukan ? Ya, beli lar baygon ( he..he.. ini cuman lelucon, jangan dianggap serius ya ). Bila terjadi, ya anda perlu segera memeriksa apakah emosi yang anda rasakan benar-benar emosi stress atau anda salah memberi nama. Jika anda benar-benar mengalami stress, anda harus segera menetapkan prioritas kerja anda atau perlu mendelegasikan kepada rekan-rekan anda.

Jika setelah anda teliti ternyata pekerjaan tidak terlalu banyak berarti anda harus mengatur hidup anda dengan baik alias me-manage waktu anda. Tapi harus diingat manajemen waktu itu sebenarnya tidak ada. Kita tidak bisa mengatur waktu. Yang bisa kita atur adalah diri kita sendiri. Selain itu stress juga bisa timbul karena kita tidak berani menolak atau berkata “tidak “ terhadap orang lain. Stress juga bisa timbul karena self- talk yang negatif.

Sekarang sudah ada gambaran tentang emosi yang satu ini kan, so berhati-hatilah dengan kata “ ohh, stress “ he..he..

Comments


bottom of page