top of page

Pasrah


ree

Nah untuk kata yang satu ini “ pasrah dech.. “ kesannya sepertinya kurang puas ya apalagi dilihat dari ekspresi wajah saat mengucapkannya. Ketika kita mengucapkan kata ini, kita merasa tidak berdaya dengan keadaan yang sedang kita hadapi. Pembaca tentunya juga pernah mengalami hal ini. Biasanya ketika berbicara tentang pasrah ini maka seseorang itu bisa dibilang tidak berhasil dalam suatu hal sehingga muncul keluhan “ Pasrah dech.. “ Namun apakah dengan pasrah ini kita tidak melakukan apa-apa dan membiarkan keadaan yang kita hadapi begitu saja ?

Kata pasrah ini telah banyak digunakan dalam percakapan kita, namun dalam arti sebenarnya kurang pas. Kalimat yang pernah kita dengar seperti “ Saya pasrah aja dech dengan nasibku ini “, trus “ Ya sudah lar.. kalo memang keputusannya ini, saya pasrah aja “, lalu ada lagi “ Kalo ga berhasil apa boleh buat, saya pasrah saja”.


Coba kita pelan-pelan rasakan perasaan apa yang kita alami saat kita mengucapkan kata pasrah di atas ? Apakah kita benar-benar pasrah ? Atau ini hanyalah ketidakberdayaan kita ? Ya, ada emosi ketidakberdayaan atau bisa diartikan putus asa/apatis. Emosi apatis ini dalam map of consciousness sangat tidak baik.


Lalu bagaimana pasrah yang benar ? Pasrah sebenarnya tidak terkait pada tujuan akhir suatu pencapaian, berhasil atau tidaknya sesuatu pencapaian yang kita inginkan. Tetapi lebih terkait kepada keadaan/kondisi dalam suatu perjuangan. Pasrah artinya kita dapat menerima keadaan.

Dapat dicontohkan ketika kita dalam menginginkan sesuatu seperti motor baru. Saat menginginkannya, kita berdoa pada Tuhan mohon rejekiNya, kita menyerahkan kepada Nya segala rahmat yang akan dia berikan. Dalam hal ini proses tersebut tidak mengatakan “harus dapat".


Di sini kita bisa lihat perbedaan antara pasrah yang benar dan “ pasrah-pasrahan “ Pasrah yang benar adalah kita tidak melekat (terikat ) kepada hasil. Kita berusaha melakukan sesuatu semaksimal mungkin. Dan hasilnya kita serahkan kepada Tuhan.

We do our best and let God take care of the rest. Kalau kita berhasil, maka yang kita ucapkan adalah “ Puji Tuhan, Alhamdullilah, Karma baik saya berbuah. “

Kalau kita belum berhasil ? Kita akan mengucapkan “ Puji Tuhan, bukan kehendak saya yang jadi tapi kehendak Tuhan lah yang jadi. Alhamdullilah…Subhaanallah. Pasti ada karma baik yang lebih besar lagi yang akan saya petik buahnya “


Dan ketika kita mengalami masalah hendaknya kita pasrah bahwa semua akan indah pada waktuNya, maka tanamkanlah “ Everything will be ok “. Dengan demikian Tuhan akan membuka jalan untuk kita yang berpikiran terbuka. Di samping itu kita juga harus memetik pembelajaran dari pada masalah yang kita alami. Karena percaya lar bahwasanya jikalau kita selalu meratapi suatu masalah, masalah tersebut tidak akan terselesaikan. Tetaplah fokus pada penyelesaian dan niatkan perasaan pasrah tersebut.


Pasrah dalam map of consciousness minimal berada pada level energi 250 atau netral. Bila kita pelajari lebih dalam pasrah dalam arti penerimaan berada pada level energi 350.

Sering kali kita tahu bahwa ketika kita katakan kita telah pasrah, sebenarnya bila ditinjau kembali, ditanyakan pada diri sendiri kembali kadang sebenarnya kita belum benar-benar pasrah. Saat mereka pasrah dan tulus memaafkan orang yang telah menyakiti mereka, pada kenyataannya hati mereka dipenuhi berbagai emosi negatif, kemarahan, dan terutama dendam. Mengapa saya katakan demikian ?


Seperti kata yang mereka ucapkan “ Ya sudah lah.. gak apa–apa. Saya sudah maafkan dengan tulus apa yang telah mereka perbuat pada saya. Saya tidak akan membalas mereka. Tuhan punya mata dan telinga. Tuhan maha tau. Saya pasrah ama Tuhan dan biarkan Tuhan yang memberi hukuman pada mereka”. Nah.. ini bukan pasrah namanya.. he.. he..


Sekarang sudah tau arti sebenarnya dari pasrah kan ? So .. be Emotionally Intelligent.

Comments


bottom of page