Waktu
- Love - Laugh - Sharing Project
- Nov 2, 2019
- 3 min read
Updated: Nov 2, 2019

WAKTU, akan terasa ketika Tanggal berganti tanggal, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. dimana orang orang menyambut Tahun yang baru. Lalu, terpikir apa yang telah kita capai ditahun ini ? sebuah prestasi atau sebuah kegagalan? baik itu kedua duanya tentunya memberikan pembelajaran yang sangat berarti dikemudian hari.
Dan di tahun ini goal apa yang akan kita capai untuk kehidupan yang lebih baik bagi kita? Tentunya perlu di persiapkan. Mengapa ? segalanya yang direncanakan aja belum tentu sesuai dengan rencana, apa lagi tidak ada rencana. Berarti hidup kita terambang ambang dan tidak memiliki arah. dan tentunya jika di renungkan kembali akan menjadikan sebuah penyesalan karena kita menyia – nyiakan waktu kita.
Tau kah anda artinya waktu? Waktu tidak mempunyai arti. Yang ada hanyalah persepsi tentang waktu. Dimana waktu bisa panjang dan pendek, lama dan sebentar. Semua tergantung manusia yang menjalaninya. Seperti umur bukan?
Umur adalah misteri, ada panjang dan ada yang pendek. Namun yang menjadi masalah bukan itu, tetapi bagaimana mengisi waktu yang ada dan menggunakannya semaksimal mungkin. Ada orang yang berumur panjang namun hidupnya tidak berarti apa-apa. Ada pula orang yang berumur pendek, namum hidupnya penuh makna. Dan biasanya kita selalu berharap mempunyai umur panjang, tanpa memerhatikan isi perjalanan hidupnya.
Bagaimana kita mengisi hidup agar menjadi berarti? Mari kita simak cerita dibawah ini.
“ Teori Perjalanan Terbalik “
“Begini… bayangkan kamu melihat dirimu sudah meninggal, dan sekarang kamu berada di prosesi pemakaman sendiri, dimana ratusan atau puluhan pelayat datang.”
“ada istri, anak, rekan kerja, teman, dan orang-orang lainya. Apa yang akan mereka katakan dalam hati pada saat itu?apakah mereka merasa kehilangan dirimu atau tidak?”
“Bagaimana dengan istri/suami mu? Apa yang ada dibenaknya?bagaimana ingatan yang berada didalam pikirannya?suami/istri yang baik kah? Suami/istri yang penyayangkah?bagaimana dengan anak-anakmu?ingatkah mereka akan apa yang pernah kamu berikan pada mereka? Mama/papa yang baikkah?bagaimana dengan pikiran rekan kerjamu? Orang jujurkah kamu? Menarikkah kamu? Baik hatikah kamu? Siap membantukah kamu?”
“temen-temanmu.. apakah mereka kehilangan temen luar bisa yang selalu hadir pada saat diperlukan?apakah kamu teman yang mau membantu siapa saja? Apakah mereka merasa kehilangan tawamu, candamu, dan keramahanmu? Bagaimana dengan orang lain? Punya artikah kamu bagi mereka? Takukah mereka siapa yang telah meninggal? Ada artikah kepergiaanmu bagi mereka? Punya kenangankah mereka akan kamu?”
“kemudian, renungkan apa yang kamu inginkan agar mereka pikirkan ketika menghadiri pemakamanmu nanti.”
“dari sana, pikiran seperti apa yang kamu hendak dikenang oleh mereka.”
“Jika kamu ingin dikenang sebagai suami/istri yang baik, jadilah suami/istri yang baik selama hidupmu. Cintai istri/suami mu apa adanya. Jika kamu ingin anak-anakmu mengenang segala sesuatu yang pernah kamu berikan, berikanlah yang terbaik bagi mereka. Terhadap rekan kerjamu, bekerjalah dengan segala kemampuanmu. Jadilah teladan yang baik, dan berilah mereka hal yang luar biasa yang dapat kamu berikan. Jika kamu ingin dikenang sebagai sahabat yang baik bagi temanmu, jadilah teman yang baik. Berbagilah dengan mereka, jangan memandang apapun dari mereka, jangan meminta apapun dari mereka.
Sebaliknya berikan yang terbaik untuk mereka sebagai temen dan sahabat. Terakhir, jika kamu ingin dikenang banyak orang, lakukan kebaikan untuk banyak orang pula. Bantulah mereka, atau berilah hal yang luar biasa yang dapat dikenang orang banyak. Kamu sebagai seorang pesohor, hiburlah mereka dengan segala kemampuanmu, buatlah mereka mengingatmu selamanya. Jika kamu seorang pengusaha, bantulah orang yang butuh bantuanmu. Dan jika kamu seorang yang mampu, bantulah orang yang sedang kesusahan dan benar – benar membutuhkan bantuan.”
Itulah yang disebut teori perjalanan terbalik. Menarik bukan? Kita melihat apa yang kita inginkan dari orang lain, untuk menilai diri kita nanti diakhir hayat. Semakin hidupmu berarti, semakin kematianmu banyak ditangisi orang; semakin tidak berarti hidupmu, semakin sedikit orang yang akan melayat pada hari kematianmu, atau bahkan tidak ada orang yang mau menguburmu. Celakalah kalau begitu. “
Demikian sedikit renungan bagi saya, anda dan kita semua. jadikanlah hidup ini lebih hidup dan berarti.



Comments