Manfaat Music
- Love - Laugh - Sharing Project
- Nov 5, 2019
- 3 min read

Di kehidupan modren ini, musik sudah menjadi bagian dari hidup yang tak terpisahkan. Banyak jenis-jenis musik yang pernah kita dengar mulai dari rock, pop, blues, rap, jazz, instrumental sampai classic. Musik yang kita dengar bisa membuat kita semangat, bisa juga membuat kita menjadi sedih karena teringat sesuatu/seseorang. Dan musik ternyata juga bisa membantu kita dalam proses belajar. Benarkah ? Tentu para pembaca masih ingat pernah melihat temannya ketika masa sekolah dulu mendengarkan musik sambil belajar, ada juga teman yang gak bisa mendengarkan musik sambil belajar karena merasa terganggu bukan ?
Dalam kesempatan ini, saya akan membahas mengenai jenis musik apa yang bisa dimanfaatkan untuk proses pembelajaran. Dalam sebuah proses belajar seperti menghafal catatan atau membaca buku, kondisi ini memerlukan kondisi fisik, mental dan emosional yang mendukung agar dapat memasukkan informasi ke dalam otak. Kondisi optimal untuk ini adalah saat gelombang otak kita pada kondisi alfa.
Kondisi alfa adalah kondisi dimana getaran gelombang otak manusia berkisar antara 8 – 12 Hz. Ada beberapa cara agar kita bisa masuk ke dalam kondisi alfa ini. Di antaranya adalah dengan teknik relaksasi, meditasi, pernafasan, visualisasi dan mendengarkan musik. Nah cara yang paling gampang adalah dengan menggunakan bantuan musik.
Musik bisa membantu kita masuk ke kondisi gelombang otak alfa karena ketika kita mendengarkan musik tersebut tubuh kita mengikuti ritme musik sehingga detak jantung kita dari 100x dalam 1 menit menurun menjadi 60 -70 kali per menit sehingga tubuh kita menjadi lebih rileks, dan otak akan menangkapnya dan menyesuaikan kecepatan detak jantung mengikuti tempo lagu yang didengar.
Jenis musik yang boleh digunakan adalah musik instrumen dengan tempo 55 – 70 bit per menit. Dan musik tersebut harus murni berupa musik instrumen tanpa vokal, jangan menggunakan musik yang berasal dari lagu atau yang ada vokalnya. Untuk mudahnya gunakan musik klasik.
Dalam proses ini tidak boleh menggunakan lagu yang mengandung vokal karena akan menyulitkan proses pemasukkan informasi. Ketika otak kita membaca/ menghafal suatu materi, sementara telinga kita juga menangkap kata–kata dari lagu tersebut. Maka di dalam otak kita akan terjadi interfensi dan akan mengakibatkan terganggunya konsentrasi kita. Prinsipnya sama seperti ketika kita mendengar lagu berbahasa Inggris atau Mandarin, otak kita menterjemahkan text lagu tersebut.
Kemudian yang perlu diketahui oleh pembaca adalah jangan menggunakan musik instrumen yang mengandung memori negatif. Misal, anda dan pacar anda sangat suka salah satu musik instrumental. Dan tiba-tiba pacar anda memutuskan hubungan dengan anda. Otomatis ketika anda mendengarkan musik tersebut, akan teringat kembali sakit hatinya saat anda diputus oleh pacar anda. Atau juga yang mengandung berita negatif lainnya seperti musik persembahan untuk suatu musibah dan lain sebagainya.
Jika anda terus mendengarkan musik itu, maka emosi negatif akan tertarik kembali dan akan menghambat proses pembelajaran anda. Hal ini bisa dipahami jika anda mengerti cara kerja otak manusia. Bila emosi negatif seperti sedih, marah, kecewa, takut sedang aktif, maka otak reptil yang memegang kendali. Saat otak reptil aktif. Maka proses pembelajaran tidak mungkin bisa dilakukan.
Hal yang tidak kalah penting adalah media untuk memutar musik tersebut. Sehingga kualitas suara bisa bagus. Lalu volume yang diperlukan mestinya berapa ? Agar diatur sampai anda merasa nyaman di telinga. Walaupun di mainkan dengan volume yang kecil. Otak kita tetap dapat mendengar dan memproses musik tsb.
Bukan hanya saat membaca atau menghafal saja kita perlu musik. Di saat senggang juga boleh didengarkan. Hal tersebut akan membantu merangsang sel otak kita.
Musik klasik memang sangat disarankan karena tidak mengandung vokal. Untuk yang mengerti musik klasik, boleh memilih ritme kisaran 55-70 bpm.
Perlu dipahami bahwa kondisi alfa yang dijelaskan di atas adalah kondisi yang memudahkan untuk memasukkan informasi ke dalam otak. Tetapi proses belajar tidak selamanya berada dalam kondisi alfa. Bila dibutuhkan konsentrasi yang serius, maka gelombang otak akan bergeser menuju kondisi beta ( 12-25 hz).
Untuk mengenal jenis-jenis gelombang otak manusia, saya akan sharing pada artikel berikutnya J. Dari hasil riset di University of California, membuktikan bahwa IQ seseorang dapat ditingkatkan 8 hingga 9 poin dengan cara mendengarkan musik Mozart berjudul “Sonata for two pianos in D major, K44“ selama 10 menit.
Contoh musik,
Untuk relaksasi:
- The Four Seasons ( Vivaldi )
- Water Music ( Handel )
- Afternoon of A Faun ( Debussy)
Untuk konsentrasi / fokus :
- Flute Concerto ( Vivaldi )
- Concerto Grossi #4,10-12 ( Corelli )
- C mayor Piano Concerto ( Mozart )
Untuk membangkitkan semangat
- Alexander’s Feast ( Handel )
- Well Tempered Klavier ( Bach )
- Divertimento ( Mozart )
Berdasarkan penelitian DR. Alfred Tomatis, seorang anggota terkemuka dari The French Academy Of Medicine dan Academy of Science, membuktikan bahwa sel otak akan mendapat “recharged“ energi apabila mendengarkan suara dengan frekuensi antara 5000 Hz s/d 8000 Hz dan musik Mozart mengandung paling banyak suara dengan frekuensi tersebut.



Comments