top of page

Kesabaran ada batasnya ?


ree

Berbicara mengenai kesabaran, tentunya kita sering membuat pernyataan yang menyimpulkan seseorang itu sabar atau tidak sabar. Sebenarnya apa yang menjadi ukuran kesabaran itu ? atas dasar apa kita menyimpulkan seseorang itu sabar atau tidak sabar ? kalau dipikir – pikir tentunya ukuran kesabaran itu berbeda – beda dari setiap orang. Ada yang tahan terhadap celaan, tapi tidak tahan kalau di pukul. Ada yang tahan akan cuaca panas, tapi tidak tahan dengan cuaca dingin. Ada yang sabar dalam bekerja, tapi tidak sabar dengan omongan orang, gosip – gosip orang. Wah kalau begitu sebenarnya ukuran kesabaran itu seperti apa ya ?

Menurut saya, setelah di pikir – pikir dan mencari referensi, akhirnya saya menuju kepada kesabaran itu sebenarnya tiada batas namum bertingkat. Setiap orang memiliki tingkat kesabaran yang berbeda. Ada tiga tingkatan seseorang yang dapat dikatakan memiliki kesabaran.


Orang yang tidak pernah mengeluh

Hal ini mengingatkan saya ketika saat menuju kota rantau prapat dengan transportasi kereta api pada malam hari , jarak yang ditempuh seharusnya 5jam bisa sampai ketujuan, namun, sampai sampai setengah perjalanan, dikabarkan bahwa ada salah satu bagian mesin dari kereta api rusak sehingga waktu yang ditetapkan sampai tujuan tentunya berbeda, kalau dihitung–hitung total perjalanan 9 jam. Sewaktu keberangkatan merupakan awal yang menyenangkan, ketika terdengar kabar kerusakan pada mesin, suasana hati pun perlahan berubah.


Mulai dari merasa panas ruangannya sepertinya ac hanya mengeluarkan angin namun tidak dingin, duduk terus rasanya sebel banget. Pada situasi ini, keluhan pun keluar dari dalam diri saya karena suasana yang tidak nyaman. Ada rasa kesal , gelisah , ingin segera keluar dari kereta api. Saya terus berusaha berpikir positif dan mencoba untuk mempraktekkan. Saya mencoba untuk berpikir “ inilah saatnya melatih diri untuk menghadapi kenyataan yang terjadi “ .

Disaat itu pun saya teringat dengan Ipod mp3 player saya. Kemudian saya mengeluarkannya dan mendengarkan lagu kesukaan saya. Menutup mata sambil menikmati lagu. Tanpa terasa segala keluh kesah yang muncul dalam diri tiba – tiba lenyap seketika. Tidak menghiraukan lagi panas lagi, atau ributny anak kecil yang menangis dalam satu gerbong kereta api.


Hal ini tanpa saya sadari bahwa bukan karena kondisi luar yang membuat saya menderita, tetapi pikiran yang menolak kenyataan yang lebih menbuat saya menderita. Ego yang tidak ingin diganggu, mau menang sendiri, menolak kenyataan yang ada. Ya sepertinya ini sumber kekesalan ,penderitaan kita. Seperti kata guru “ kita bagaikan orang yang berada ditengah jalan raya dan merasa terganggu dengan suara bising mobil, lalu berteriak “ oiii jangan jalan sini, ribut kali “. Tidak mugkin kita mengharapkan mobil tidak melewati jalan raya. Jalan ini adalah jalan untuk mobil. Kitalah yang salah, jangan pernah menyalahkan orang lain ataupun keadaan.

Jika seseorang telah dapat mengatasi gangguan dari luar dengan mengubah cara berpikirnya dan menerima keadaan dengan apa adanya, maka ia dapat dikatakan memiliki kesabaran dari orang yang tidak pernah mengeluh.


Tetap tenang saat menerima kejadian

Dikisahkan ada sebuah keluarga kecil yang hanya terdiri dari suami istri dan seorang anak laki – laki. Satu satunya harta berharga yang mereka miliki adalah seekor kuda. Pada suatu hari, kuda tersebut lepas dan melarikan diri ke hutan. Para tetangga turut bersimpati mengunjungi keluarga tersebut dan berkata “ sungguh malang nasibmu, saya turut bersedih akan hal ini “. Tuan rumah menjawab “ terima kasih, tapi saya percaya bahwa ini bukanlah sebuah kemalangan, mungkin ini adalah awal keberuntungan”. “ semoga demikian” jawab tetangganya sambil berpamitan dan menggeleng kepala tanda tidak mengerti.


Seminggu kemudian, pada sore harinya, terdengarlah suara kaki kuda. Semua orang keluar dan melihat kuda yang hilang tersebut kembali dengan membawa kuda liar lainya. “ wah..selamat ya, kamu sekarang benar – benar beruntung memiliki kuda yang banyak” kata tetangga. “ terima kasih , tapi saya tidak berpikir ini sebuah keberuntungan, esok kita tidak tau apa yang akan terjadi “Jawab tuan rumah. Sekali lagi para tetangga berlalu dan geleng geleng kepala kebingungan atas pernyataanya.


Esok harinya, anaknya mencoba untuk menjinakkan seekor kuda liar, ketika ia mencoba menaiki kuda tersebut, tiba – tiba kuda itu memberontak dan ia terjatuh serta mematahkan salah satu kaki sang anak tersebut. Kemudian seperti biasanya para tetangga turut simpati da mengatakan “ kali ini engkau benar – benar mengalami kesialan, anak kesayanganmu sekarang mengalami patah kaki, apa lagi yang akan kau katakan ? “ sang tuan rumah menjawab : “saya percaya kemalangan awal dari keberuntungan, “ . “ wah.. sudah mengalami musibah, masih saja berkelit “ demikian kometar dari tetangga.


Tiga hari kemudian, prajurit kerajaan datang untuk membawa perintah raja bahwa semua anak dikampung dibawa untuk ikut berperan hanya anak yang kakinya patah tidak di ikutsertakan karena cacat. Semua penduduk nangis karena anaknya dibawa ikut sertakan berperang. Dan akhirnya mereka mengerti bahwa kemalangan itu tidak selalu benar – benar malang, bahkan bisa merupakan keberuntungan.

Cerita diatas tentunya pembaca telah sering membacanya bukan ? ini mengingatkan kembali kepada kita untuk memahami bahwa situasi tersulit merupakan jalan untuk mengakhiri penderitaan. Kehilangan orang yang dicintai adalah penderitaan, tapi yang lebih membuat kita mederita adalah pikiran yang tidak dapat menerima kenyataan. Contoh – contoh dalam kehidupan sehari hari seperti, tiap hari mesti lembur untuk menyelesaikan pekerjaan kantor, calon pacar di rebut teman, teman baik yang selama ini bersama kita kemudian berhianat dan banyak sekali. Ketika kita bisa menerima keadaan dan belajar dari masalah yang telah terjadi maka apa yang dianggap sebagai bencana itu seringkali merupakan keberuntungan bagi kita. Dan kadang apa yang dianggap sebagai keberuntugan sering kali menyebabkan bencana. Siapa yang tahu hasil akhirnya ?


Seringkali kita jumpai ketika kita mengalami kesialan, kegagalan, kita baru ingat bahwa “ ini tidak adil , mengapa bisa terjadi pada ku “ . mereka tidak benar memahami hukum sebab akibat yang ada pada alam semesta ini , bahkan bisa saja menyalahkan faktor luar dan ketika itu, mereka baru teringat akan Tuhan. Apakah terlambat ? jawablah pada masing – masing peribadi anda. ingat lebih baik mencegah dari pada mengobati. ^_^ gunakan kesabaran arahkan pikiran positif untuk memaknai setiap kejadian.


📷 Tetap mengasihi walau telah disakiti

Dikisahkan seoran perampok masuk ke sebuah gubuk seorang guru spiritual, sambil mendorong pisau “ harta atau nyawa “ tutur sang perampok. Sang guru pun menunjukkan kunci dan rak tepat dia menaruh sedikit uang dan berkata “ ambil lah “. Dengan tergesa sang perampok mengambil uang dan meninggalkan tempat, namun guru itu menyapa perampok tersebut “ setelah ambil barang engkau mesti ucapkan terima kasih” , “terima kasih “ jawab perampok itu sambil berlalu. Beberapa hari kemudian perampok itu ditangkap polisi, kemudian di hadapkan ke sang guru. Polisi bertanya “ benarkah ini orang yang telah mencuri uang anda ? “, “dia tidak mencuri dan saya tidak merasa kecurian. Setelah menerima sesuatu ia mengucapkan terima kasih “ jawab guru.Mendengar pernyataan sang guru, perampok itu langsung menangis terharu, setelah menjalani hukum, sang perampok kembali ke guru untuk belajar dibawah bimbinganya.

Kita mungkin tak cukup luhur untuk mengasihi musuh kita, memaafkan orang yang pernah merugikan kita, mencelakai diri kita, namun demi kesehatan dan kebahagiaan kita sendiri , marilah kita coba untuk memaafkan mereka dan memaafkan diri kita sendiri juga. Tidak mudah untuk tetap penuh kasih terhadap orang yang menyakiti kita. Kekuatan untuk yang membuat orang meninggalkan kejahatan adalah Kasih.


Bila seseorang mengembangkan kasih sayang kepada semua mahluk, berarti secara otomatis dapat dikatakan memiliki kesabaran dari orang yang tetap mengasihi walau telah disakiti. Mulailah membina diri kita dalam hidup dengan melatih kesabaran. Berjuanglah dengan penuh kesadaran untuk bahagia didunia ini.

Comments


bottom of page